Selasa, 23 Maret 2010

Green Hill Campus SMA Neg. 1 Bone Bone

SMA Negeri 1 Bone-Bone adalah salah satu sekolah menengah atas yang ada di Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sekolah ini adalah sekolah menengah umum yang pertama kali di kecamatan, tahun 2000, mulai mendidik siswa sejak tahun ajaran 2000/2001. Hingga sekarang, telah meluluskan 6 angkatan. Jika dilihat dalam peta, letak kecamatan Bone-Bone adalah sebelah utara timur laut dari Ibu kota propinsi, Makassar. Perjalanan dari Makassar ke Bone-Bone rata-rata memakan waktu 7 jam perjalanan. Jaraknya cukup membuat pinggang pegel, kesel, 496 km. Tapi dulu saya melakoninya, Bone-Bone – Makassar, dan sebaliknya, sekali dalam setengah tahun, untuk berlibur ke kampung halaman. Kini, setelah tinggal di Bone-Bone, saya justru kangen dengan Makassar, padahal dulu sebel tiap kali harus kembali ke sana.

SMA Negeri 1 Bone-Bone hingga saat ini telah 3 kali berganti kepala sekolah. Yang pertama adalah Pak Tarincang, sejak awal didirikan hingga tahun 2005 (kalo gak salah), beliau yang merintis segala yang terlihat sekarang, sekarang ditempatkan di BAPPEDA Pemkab Luwu Utara. Penggantinya adalah Pak Akmal, bulan kemarin baru saja dipindah menjadi kepala di SMA Negeri 1 Masamba. Pak Akmal digantikan oleh wakil kepala di SMA Negeri 2 Masamba, SMA Unggulan kabupaten, Pak Muhajir, baru sejak bulan kemarin.

Untuk sampai ke SMA Negeri 1 Bone-Bone, dari jurusan manapun, berhenti saja di depan Kantor Polsek Bone-Bone, Kecamatan Bone-Bone, Kab. Luwu Utara, daerah yang dilewati oleh jalan trans Sulawesi. Posisi kantor polsek juga gak jauh dari kantor camat. Naik ojek ke tepi bukit, bilang saja ke SMA, semua orang akan paham. Yang pasti, sekolah ini terletak di lereng pegunungan, dekat kebun kelapa sawit milik warga. Namanya Dusun Tanimba, Kelurahan Bone-Bone.

Sejak awal didirikan, SMA Negeri 1 Bone-Bone telah menjadi salah satu pusat pendidikan di kecamatan. Hingga saat ini, telah banyak alumni yang berkarya. Wajar, sebagai salah satu sekolah di kecamatan, SMA Negeri 1 Bone-Bone adalah tempat mendidik siswa-siswa saringan dari daerah di penjuru kecamatan.

Di SMA Negeri 1 Bone-Bone, siswa putri yang muslim maupun non muslim menggunakan rok panjang, bagi yang muslim wajib menggunakan jilbab. Itu aturan baku yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten, meski pun saya masih melihat beberapa siswa sekolah umum lain masih menggunakan rok pendek. Dengan pakaian yang anggun begitu, kesan sebagai pelajar yang baik benar-benar terasa. Walau masih juga ada yang kelihatan agak asal-asalan ketika berpakaian. Maklum, siswa itu anak remaja yang masih dalam tahap transisi, proses pencarian jatidiri.

Beruntung, SMA Negeri 1 Bone-Bone berada tempat yang sejuk sangat, ditambah usaha penghijauan yang dilakukan oleh segenap penduduk sekolah menghasilkan pemandangan yang luar biasa. Jika Anda datang ke SMA Negeri 1 Bone-Bone, Anda akan dibuai oleh angin sejuk pegunungan, ditambah serba hijaunya taman. Siapa pun yang datang, merasa tidak sedang berada di sebuah sekolah, tapi di sebuah taman rekreasi, dimana laki-laki perempuan, tua muda, bersatu padu dengan alam. *Halah* Pohon rambutan yang masih belum menguning saja kadang telah direbut habis oleh rombongan siswa. J Ini sekolah mereka, mereka yang menanam, mereka juga yang memanen hasilnya. Rambutan, durian, manggis dan beberapa jenis pohon pelindung ditanam di sekolah ini. Hijau, menyegarkan.

Luas area yang lebih dari 2 hektar menyebabkan sekolah ini mudah melakukan penataan ruangan. Pengembangan dan pembangunan gedung masih juga terus dilakukan. Saat ini telah ada 23 lokal ruang belajar, kelas X-nya dari A sampai H, Kelas XI IPA hingga 4, IPS ada 3, Kelas XII IPA sampai 5, IPS sampai 3. Fasilitas laboratorium komputer, kimia, fisika, biologi, bahasa cukup memadai. Apalagi taman yang luas, sangat sering digunakan untuk proses pembelajaran, nyaman, sejuk pastinya. Seperti yang dilakukan oleh Dik Doang dengan Kandang Doang-nya. Sekolah alam. Pagi, siang dan sore tak begitu terasa berbeda di sekolah ini. Rindangnya pepohonan bikin semua waktu terasa bagai pagi. :mrgreen:

Ini yang mungkin masih jarang ditemukan di sekolah lain. Di tengah sekolah kami yang luas, taman membentang. Penghijauan adalah usaha untuk membantu dunia mengurangi efek pemanasan global. Menggunakan sumber daya untuk kemaslahatan bersama.

Dengan postingan penuh gambar ini, saya ingin mengajak para pecinta pendidikan untuk mencintai bumi dengan usaha semaksimal mungkin. Bisa dimulai dari yang paling sederhana, satu orang satu pohon. Penggalakan penghijauan akan membantu kita mengurangi rasa panas di lingkungan sekitar. Apalagi jika itu dilakukan di sekolah, tempat menimba ilmu bagi banyak siswa.

Semoga, ada manfaatnya.